• Home
  • About
  • Contact
    • Category
    • Category
    • Category
  • Shop
  • Advertise
facebook twitter instagram pinterest bloglovin Email

SANTAI SORE

A space devoted any thoughts - notes - highlights to cultivating a modest, and mindful lifestyle.



Sebelumnya, gue berasumsi rata-rata kalian yang baca tulisan gue ini adalah kalian para generasi milineal Y atau Z, antara kelahiran 1993- sampe 2000an.

Gue asumsikan kalian sudah cukup umur  dengan sedikit banyak mengerti berita  politik Timur Tengah di TV sekitar tahun 2008, 2009. Ada yang masih inget? Berita apa aja yang lagi rame waktu itu?  Yang paling gue inget waktu itu adalah berita soal perang di Libanon, dan konflik Israel-Palestina. Umur segitu gue mulai bisa mencerna apa yang gue denger dan baca. Gue mungkin cukup beruntung, karena gue punya Bapak (I called him: Abi) yang rajin baca dan demen nyetok buku dan langganan koran atau majalah politik. Nama-nama tokoh Timur Tengah sudah berseliweran di otak gue dari jaman gue SD karena seringnya gue terpapar konten-konten macem begituan di rumah gue.:D  Cuman gue baru sampe pada tingkat kepo untuk baca, nonton beritanya dan  tanya ini itu ke Abi ya waktu usia SMP.

Gue juga inget ada insiden Mavi Marmara, Mei 2010 yang bikin gue geregetan setengah mati. Gimana engga, dengan jiwa idealis gue waktu itu dan kebencian gue dengan arogansi pihak Israel sangatlah beralasan.

Dari titik itu gue mulai sadar kalau ada keadilan di muka bumi yang dipertontonkan pada jutaan pasang mata pemirsa media, tapi tidak mendapat penanganan dan respon yang semestinya. Gue eneg banget dengan sikap diam gue. Do nothing dan minimal cuma memendam kegeraman dalam jiwa. Dan lebih kecewa lagi sepertinya negara-negara Arab di sekitar Palestina tidak bisa berbuat banyak. Pernah dulu di tahun 1949- 1967 melalui Perang Arab-Israel, Israel *berhasil* mengambil alih kendali wilayah di Tepi Barat dan Jalur Gaza (yang sebelumnya ada di bawah kewenangan Yordania dan Mesir), you know why, Israel mendapatkan sokongan bantuan militer yang besarnya ngga main-main dari Amerika Serikat CS. Sejak tahun 1967, Palestina terutama beberpa wilayah di pusaran konflik mendapat sebutan the biggest prison on earth. Gimana engga coba, supply air bersih dibatasi, logistik makanan, obat, material infrastuktur to build up again kota yang ancur. Masa-masa itu pasti memberi haro-hari yang berat sih buat warga Palestina :(

Long story short, barulah ketika gue kuliah di HI, gue baru mudeng kenapa mereka bisa begitu. Meski kita punya Organisation of Islamic Cooperation (OIC), ternyata negara-negara Arab juga punya urusan rumah tangga masing-masing yang juga menyita perhatian dan fokus mereka.  Apalagi dengan adanya persoalan konflik sektarian dan perbedaan visi politik di antara mereka, situasinya jadi makin rumit.

Anyway, jikalau kita bisa menyimpulkan kalo Amerika Serikat punya kepentingan nasional khusus di Israel, meanwhile gue rasa kita susah untuk menyimpulkan negara Arab mana yang punya kepentingan nasional kuat di Palestina.
Kalau dianalogikan, Palestina ni kayak anak sekolahan yang dibuli abis abisan sama gengnya Israel-Amerika, terus Palestina tu punya temen sekelas yang ngga berani ngebela dia terang-terangan, karena apa? Karena mereka pada sibuk sendiri dengan masalahnya sendiri dan masih merasa butuh sama Amerika di beberapa hal. (._.)

Sedih ngga lu ? lu kalo jadi temen sekelasnya, lu bakal ngapain kalau ada di situasi dan “sistem” pergaulan yang macem gitu?

Terus soal poin kemanusiaan nih ya. Pernah dengar istilah “selective emphaty”?
Fix, itu nyesek banget sih. Jadi selective emphaty ini adalah suatu istilah yang pertama gue denger dalam konteks isu kelingkungan dimana ada aktor-aktor yang pilih-pilih dalam berkontribusi dalam agenda peduli bumi. Ngga all out, semacam sekedar gugur kewajiban atau untuk kepentingan menyelematkan citra aja, dimana hal ini bagi produsen bisa memanfaatkannya  untuk bahan branding mereka.

Kalau dikonteks Palestina nih, gue rasa mirip. Karena ngga semua orang peduli sama nasib mereka. Sepeduli apa sih manusia sekarang sama orang lain yang tinggal jauh dari dia, kenal aja kagak, beda latar belakang budaya, agama, ras. Dan ditambah lagi kita hidup di tengah media-media besar mainstream yang kurang vokal terhadap isu ini. Gue rasa ini karena dua faktor utama. Pertama, karena banyak media besar dunia itu pemiliknya adalah orang-orang yang berkepentingan dalam zionisme. Kedua adalah karena banyak brand-brand atau korporasi besar yang bersimbiosis dengan mereka dalam mendukung kepentingan Israel.

Time flies, bagaimana keadaan Palestina sekarang. Akhir-akhir ini, meskipun mendapat kecaman banyak pihak, termasuk Amnesty International, Israel  *masih aja* melanjutkan illegal settlements nya. Mereka ngebangun hunian di atas tanah yang masih belum beres sengketanya. Perlawanan warga Palestina dan desa yang tergusur berlangsung hingga hari ini.

*Cek ulasan dari Amnesty Internasional di sini https://youtu.be/-lk7VLsAKIM

Tulisan kali ini gue harapkan bisa nambah wawasan temen-temen soal konflik Palestina-Israel yang berkepanjangan hingga hari ini. Setidaknya kita ada empati  untuk doain yang terbaik buat mereka.  Atau lebih baik lagi kalo temen-temen terus tingkatkan awareness kalian dengan mulai banyak riset soal ini. Kalian bisa follow akun Instagram yang aktif dan selalu vokal di isu ini: https://www.instagram.com/smart_171/?hl=id

Kalian juga bisa andalkan portal/media lain seperti AlJazeera, Middle East Monitor, AJ+, TRT, Cordova Media, dll buat monitoring update isu ini. Be proactive and dont be such an ignorant people of issue that you could possible care about. And thank you for choosing to care J

***
''Salah seorang di antara kamu sekalian tidaklah sempurna imannya sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.'' (HR Bukhari dan Muslim)

“Orang mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain.” [Shahih Muslim No.4684]

“Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” [HR. Muslim]


Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Tau ngga, ada tiga hal yang harus sehat di hidup kita.


Netijen: Lah tiga banget ? apa aja dah tuh.


Iya. Ada tiga dan cukup tiga aja. :))
Pertama: sehat fisik (jasmani)
Kedua: sehat mental
Ketiga: sehat finansial


Yep! Urusan percuanan dan manajemen dompet juga harus sehat karena ketiganya saling mempengaruhi alias berkesinambungan. Ini dia rangkuman yg bisa gw dapet dari videonya Bang Raditya Dika soal skill ngatur keuangan. Tentu akan ada sedikit tambahan di sana sini dari apa yang gw dapet dari sumber lain.


TIPS MENGATUR UANG:


1. Beli barang untuk diri sendiri. Beli barang karena lo hepi, bukan karena maksud mau impress orang lain, apalagi orang yg lo ngga suka. The question is: ngapain?

2. Waktu adalah teman terbaik untuk investasi. Semakin lama kalian berinvestasi, semakin besar hasil akhirnya. Maka dari itu sabar adalah koentji. Sektor yang bagus untuk berinvestasi adalah sektor sektor yang jelas, produktif/bertumbuh, dan aman. Misalnya properti, dimana harganya akan selalu naik, emas/logam mulia (dimana keuntungan yg didapat akan terasa seiring waktu karena keniscayaan mata uang kartal kita yg terus kena efek inflasi).


3. Uang keluar harus lebih sedikit dari uang masuk. Vice versa.


4. Tidak hutang dan tidak mau dihutangin. Ini pantangan ya bukan larangan mutlak. Jadi ini semata-mata biar lu punya mental yang sehat dan membangun orang-orang di sekitar lu. Setiap kali ada orang mau hutang, tanya ke orang itu: "gimana kalau elu kasih gua suatu value (misalnya: kerja) buat gua, biar gua bisa bayar elu. Jadi ga ada acara hutang-hutangan. Kalo ada yg hutang untuk kebutuhan konsumsi pokok, biaya berobat, pendidikan, dll. kalo bisa ikhlasin aja, hitung-hitung itu amal lu buat sesama. Pahala buat kamunya, lega buat orang yang terbantu. Jikalau perlu banget berhutang, gunakanlah untuk aset yang bisa bertumbuh. Kalau bisa hindari hutang. Hindari juga hutang melalui kartu kredit, (apalagi buat yang muslim, coba dipelajari lagi yuk bab muamalahnya, ada bab soal riba, gharar yang kita perlu tau).
5. Bayar sesuatu itu cash, walaupun bayarnya 100% setiap bulan. Pakai cash, karena lebih sakit untuk pakai uang dalam bentuk cash. inilah "tipuan sihir" a.k.a racun dari e-money ehehe.

6. Fokus ke penghasilan. Gaji itu beda dengan penghasilan. Yang benar adalah bagaimana elo menambah penghasilan elo. Paling gampang dengan membuka aliran pendapatan yang berbeda dengan keahlian elo punya. Telusuri lagi keahlian elo. Tambah skill/ side job kalo perlu.
7. Sisihkan 10% atau sekian persen dari pendapat ketika gajian untuk tabungan. #FYI aja nih ya, kalo kebiasaan baru nabung diakhir bulan/ nunggu sisa dari pengeluaran, niscaya elu ngga akan bisa nabung-nabung, ya mungkin bisa tapi tabungannya ngga akan memuaskan. Btw demi keamanan, dan kestabilan finansial elu harus punya dana darurat, yang nilainya adalah minimal 3 kali lipat dari pengeluaran elo sebulan. Ini bisa buat dana jaga-jaga kalo elu sakit, kecelakaan, keluarga membutuhkan bantuan finansial atau pengeluaran mendadak lain.

8. Banyak penghasilan bukan berarti banyak pengeluaran. Jangan kaget dengan uang yang banyak, hindari pemikiran semacam: uang bisa dicari lagi. Karena penghasilan naik, maka kemungkinan investasi juga lebih banyak. Dibandingkan foya-foya, miliki lah mindset investasi tersebut.
9. Punya budget. Min 10%, gunain penghasilan elo untuk investasi. Alokasikan untuk investasi. Normal 10%-20%, di satu cerita Raditya Dika: 70% untuk invest.
10. Beli lah pengalaman. Karena rasa hepi yang didapat lebih berbeda ketimbang elo beli benda. Misal: ajak makan keluarga, ikut kegiatan kerelawanan, dll.
11. Beli barang, pikirkan cost per use nya. Jumlah biaya setiap kali elo menggunakan barang itu. Misal: mau beli ban pinggang mewah, daripada beli ban pinggang seharga 10jt yang umurnya hanya 1-2 tahun, lebih baik beli ban pinggang seharga 10jt yang umurnya panjang. Beli yang mewah-mewah bagus sekalian.
12. Usahakan kalau belanja, sendirian. Karena kalau sama teman, bisa "dihasut" wkwk apalagi kalo temennya shopaholic. (mampus dah ._; )
13. Bayar pajak dan donasi. Kalau elo punya uang banyak, elo juga harus bayar pajak. Jalani saja kewajiban elo sebagai warga negara. Donasi: melalui memberi sesuatu ke orang lain, elo akan dapat kebahagiaan yang lain, ketimbang barang/pengalaman.
14. Hubungan dengan uang adalah hubungan kebiasaan. Semua ini harus elo biasakan. Perlu komitmen dan fokus. Hindari kalau stress dikit, belanja. Lebih baik stress dikit dibuat donasi aja hehehe. Yang penting adalah bagaimana caranya elo bisa memaintainnya. Misalnya: stress, dimaintain dengan meditasi atau ngobrol dengan teman.
15. Temukan pasangan yang perilakunya terhadap uang sehat. Jangan sampai sikap elo yang sudah sehat tentang uang, tiba-tiba saat mau nikah, uang nya pas-pas an. Komunikasikan sikap uang elo kepada pasangan elo dengan baik. Sampai benar-benar saling tahu sikap masing-masing terhadap uang. Agar rumah tangga yang elo jalani nanti lancar, terhindar dari konflik yang tidak perlu. Karena biasanya persoalan uang bisa menjadi sumber konflik yang lumayan besar.

16. Jangan lupa perbanyak sedekah. Jadilah dermawan, ngga cuma urusan harta tapi juga ilmu, waktu ataupun energi. Inget kan kalo sedekah itu menyuburkan rejeki (?) :))



Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

About me

An INFJ-A, a half Taurian and Geminian. I've been learning about politic, economy/business, islamic world view, psycological topic and related issues. Also randomly put my thoughts and what I like in this digital pensieve. So, happy scrolling pals!

Follow Me

  • twitter
  • instagram
  • youtube

Categories

recent posts

Blog Archive

  • June 2023 (1)
  • July 2020 (1)
  • October 2019 (2)
  • September 2019 (1)
  • August 2019 (7)
  • June 2019 (1)
  • April 2019 (5)
  • March 2019 (1)
  • May 2018 (1)

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates